Sabtu, 31 Desember 2016

Kamu, Dia...

Hay kamu (2016),
mem flashback mu sedikit butuh keberanian, tapi harus dicoba sebagai kenangan bahwa aku telah berjuang.
2016 = separuh tahun membahagiakan separuh nya lg butuh perjuangan untuk bahagia
2016 = kaya permen, "manis, asem, asin, rame rasanya" nano-nano
2016 = penuh airmata penuh kejutan penuh perjuangan
2016 = kehilangan yg ku ketemukan
2016 = kisah baru tentang perasaan yg dianggap sempurna tp tak berujung bahagia
2016 = jadi tahun 2 status, taken ke single

Yang ku lalui dgn langkah pasti atau pun dgn terseok-seok akhirnya berada di ujung nya,  31/12/2016. Terimakasih buat ceritanya disetiap detik menuju menit kemudian jam lanjut menjadi hari ke minggu lalu ke bulan per bulan hingga tiba diujung bulan di angka terakhir tanggal,
Hey kamu,  sesakku boleh kah kutitip kan?  Untuk mu saja 2016, karna besok adalah lembaran baru dikalender ku. Aku hanya ingin membawa hati yg lbh lapang, jika kelak dia (2017) menyakiti ku lg, aku sudah punya tempat untuk menyimpan nya. Tanpa harus ku Satu kan dgn mu, karena kalian berbeda dan kuharap memang jauh berbeda.
Sedikit airmata perpisahan buatmu, aku bahagia menjalani mu, terima kasih. Kekuatan ku ini akan kubawa untuk dia.
Pelajaran mu akan ku asah untuk nya.
Ku simpan ditempat tersendiri, mungkin sepi tak berpenghuni sekali pun rindu jgn lg mengganggu.
Aku sayang kamu,
Aku akan menyayangi dia...
Kamu adalah bagian aku dan dia akan menjadi bagian ku.


Selasa, 18 Oktober 2016

Tahu yang mempersatukan...

ketikan huruf demi huruf terangkai menjadi kata dalam sebuah kalimat adalah isian jenaka dalam sebuah waktu kosong tanpa isi, bermaksud mencari tema dalam sebuah kebosanan tapi yang muncul hanyalah keinginan menulis tanpa tuju. Apa hal terbaik dari yang bisa diperbuat saat ini? sendiri menikmati alunan musik yang tersuar dari sound kecil bak tukang pos yang menyampaikan pesan, namun dalam suara. Hening dengan kegiatan tanpa pasti, bingung dengan apa yang dilakukan sedari tadi, hampa tanpa arti...
Raga tak bersama jiwa, jiwa meninggalkan tanpa sela, ntah kemana berkelana. Jiwa yang tak setia disini, mencari tema dalam raga yang lebih menyenangkan,tak ingin terpaku dalam raga yang hanya berdiam, mencari kesenangan namun tidak mendapatkan. 
Sungguh sebuah perjuangan mencari sebuah pertemuan, antara raga dan jiwa untuk dipersatukan hingga akhirnya bersatu karna TAHU. 



Enaakkkkkkkk....... Jiwa kembali bersama raga dengan kunyahan hangat dalam mulut menikmati lembutnya sentuhan tahu pada lidah beradu.

Rabu, 12 Oktober 2016

Seperti Flat Shoes

Siapa aku hingga bisa cemburu dengan yang bukan siapa-siapa aku?
Siapa aku hingga mampu rindu pada yang bukan apa-apa aku?
Sungkan menjawab dalam hati, wajarkah? pantaskah?
harus kah menjadi sesuatu hingga kita berhak pada sesuatu itu?
perlukah menjadi penting hingga kita bisa lebih mementingkan dr pada yang lain?
mau protes, hello siapa kamu?
mau sewot, hey emang dia siapa kamu?
sama seperti sepatu datar, flat shoes. GA PUNYA HAK.
sesederhana itu, cukup dirasakan dalam-dalam dalam diam, dikeheningan, dalam kesunyian hati.
Saat tau bahwa diri adalah satu dari banyak hal yang singgah mungkin tanpa arti atau bahkan tidak pernah dikenali, Iya inilah sebuah goresan luka sang Pecinta Diam, sebuah curahan Sang Pengagum Rahasia. Hidup dalam keindahan sunyi dan menikmati dalam keheningan diam tapi dalam ketulusan mengagumi.
Karna sekali lagi, rasamu adalah flat shoes, ga punya hak....